Rabu, 14 Januari 2009

Rahasia Indah

Rahasia indah

Jujur aku bertanya dalam hati, sebenarnya apakah itu indah dan apalah itu keindahan. Lalu dengan semestinya aku berupaya agar aku ada didalamnya. Semestinya ku tahu dalam arti kebahagiaan dan keindahan, sebab aku selalu menanamkan cinta semenjak kuberada.

Dan kemudian dengan segala rasa dalam setiap keanugerahan yang kuterima, kutitipkan segala perasaan tentang cinta.

Adakalanya aku kangen, adakalanya aku rindu kala tak bertemu. Tapi adakalanya aku sepi saat sendiri, termenung kala ku terbangun dan menyesal saat kuberharap. Ingin sekali aku abaikan keadaan dunia yang seperti ini, namun masa ke masa terus berganti, dan aku mencari celah-celah dari semua kebisaan yang kupunyai.

Kini untuk semuanya yang telah bergerak pasrah mencari setitik arti cinta, aku menohok masuk kedalam ruang rindu yang telah aku sangkarkan. Aku kembali menjadikan diriku ini sebagai sesaji untuk setiap kesempatan demi sebuah keindahan.

Kini aku mengerti dan aku sadari dalam setiap masa yang telah aku lalui dengan tanpa batas celah ruang dan rindu, aku mengerti dalam setiap kesempatan yang kudapati, aku mengerti dengan segenap jiwa raga dalam kepasrahan yang mengendap erat dalam layu batin, aku sadari dengan segala hina yang masih membekas dihati, aku sadari untuk setiap keindahan yang tercipta, dan aku sadari utuh penuh untuk jiwa-jiwa yang teramat indah, aku haturkan demi cinta dan keindahan yang acap kali tercipta.

Demi cinta dan keindahan, kutuliskan rahasia indah yang telah tercipta dalam bentuk-bentuk keindahan dibalik merah meronanya dunia oleh noda dan darah, dunia sunyi senyap yang membeku oleh kepenatan cinta, warna cinta yang anggun dan elok oleh pemujanya, penjaga cinta yang hakiki dan pemilik cinta yang maha Agung.

Demi cinta dan kesetiaan yang abadi, dan demi pengabdian dan pengorbanan yang telah melenyapkan sendi-sendi keperkasaan sang raja dalam kekuasaan cinta.

Dan untuk keindahan yang senantiasa mewarnai roda laju dunia, demi sebentuk nada-nada pemuja bentuk yang melarat dalam kebersamaannya.

Demi hidup_Mu, dan demi cinta_Mu dan keindahan_Mu, Kau satukan jiwa-jiwa kami yang beku untuk menemui_Mu.



Pati, 11 Jan 09

Selasa, 30 Desember 2008

Untuk di Kenang

Diajeng #



Diajeng kaulah Pusara yang menanti pijakan kaki para Malaikat.
Kau lakasana senandung do'a dalam tangis dan tidur sang bayi,
dan kau adalah penyejuk segala rasa haus
yang menutupi pijakan kaki kaki mulia para suhada.
Diajeng kaulah Malaikat fajar
yang sering kali membangunkan tidur pak Tani
dari pengaruh sesat iblis iblis bumi.
Kau adalah cahaya keemasan itu dan kekekalan_Nya.
Dan kaulah Dia yang maha Indah.
Diajeng, dalam diam yang kau sangka maut, aku akan singgah.
Dalam penat yang kau anggap gerah aku akan menjelma.
Dalam dahaga yang kau sangka murka aku akan datang menjemputmu.
Dan dalam langkah galau yang kau tambahkan kegontaian,
aku akan datang membawamu dan mempersuntingmu.
Bersama awan dan kecerahan surga kau kan kubawa turut serta.
Dan dalam keindahan masa dan sepenuhnya pengabdian bumi
pada langit untuk mempertemukan keindahan_Nya,
maka itulah cintaku padamu, dan cinta kita, dan cinta ini.


Muharam 1429 H

Rabu, 24 Desember 2008

Surat Untuk Sang Kekasih #9

Mungkin terlalu dalam sakit yang kini kurasa…


Allah..
Mungkin bukan aku manusia yang
Kau tunjuk dan Kau beri amanat,
Mungkin pula bukan aku manusia yang
Kau pilih sebagai laki-laki yang Kau mau,
Mungkin bukan aku yang Kau tanamkan kepercayaan,
Mungkin bukan aku manusia yang baik itu,
Mungkin bukan aku yang Kau beri akhir yang indah,
Mungkin bukan aku yang Kau sempurnakan hidupku,
Mungkin bukan aku yang akan Kau beri rizki,
Mungkin bukan aku kenyataan yang Kau tunjukkan,
Mungkin bukan aku yang harus menjaganya,
Mungkin bukan aku yang kan mengakhiri kisah itu,
Mungkin bukan aku manusia yang siap memberi nafkah,
Mungkin bukan aku laki-laki fasih yang Kau harapkan,
Mungkin bukan aku yang kelak kan membimbingnya,
Mungkin bukan aku yang Kau pilih sebagai Wali,
Mungkin bukan aku yang beri hak untuk itu,
Mungkin bukan dan belum masaku.

Allah…
Mungkin belum masaku Kau tunjuk dan Kau beri amanat,
Mungkin belum masaku Kau pilih
sebagai laki-laki yang Kau mau,
Mungkin belum masaku Kau tanamkan kepercayaan,
Mungkin belum masaku Kau beri kabaikan itu,
Mungkin belum masaku Kau beri akhir yang indah,
Mungkin belum masaku Kau sempurnakan hidupku,
Mungkin belum masaku untuk menjadi nyata,
Mungkin belum masaku untuk menjaganya,
Mungkin belum masaku yang kan mengakhiri kisah itu,
Mungkin belum masaku memberi nafkah,
Mungkin belum masaku menjadi laki-laki fasih,
Mungkin belum masaku manjadi pembimbing,
Mungkin belum masaku manjadi Wali,
Mungkin belum masaku mandapati yang hak.

Allah…
Mungkin terlalu dalam sakit yang kini kurasakan,
Mungkin aku telah larut dalam buaian khayal,
Mungkin aku terlalu sombong,
Mungkin aku terlalu munafik,
Mungkin aku terlalu lamah menghadapi nafsuku,
Mungkin aku terlalu banyak membuat dosa,
Mungkin aku memang pantas mendapati perlakuan seperti ini.

Allah…
Aku sungguh-sungguh sangat bergantung kepada_MU
Aku sungguh sangat yakin kepada_MU
Aku sungguh-sungguh mencintai kedua orang tuaku
Aku sungguh sangat yakin kepada_MU
Aku percaya Muhammad utusan_MU
Aku percaya kepada malaikat_MU
Aku percaya kepada kitab suci_MU
Aku percaya dengan hari akhir_MU
Aku percaya qodok dan qodar_MU

Allah…
Aku sungguh-sungguh bersaksi bahwa
tiada Tuhan melainkan Engkau,
dan aku sungguh-sungguh bersaksi bahwa
nabi Muhammad adalah utusan_MU

Allah..
Aku sunguh-sungguh pernah menjalankan
Sholat lima waktu
Aku sungguh-sunguh pernah menjalankan puasa
Aku juga sungguh-sungguh telah berzakat
dan aku juga sungguh-sungguh ingin berziarah
ke makam Rosul Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wassalam

Allah…
Aku sungguh-sungguh…
Aku berusaha untuk selalu ikhlas
Aku berusaha untuk mempertahankan sabar
dan aku berusaha untuk istiqomah

Allah…
Aku berjanji bahwa tiada aku
melainkan adanya Engkau
dan aku berjanji atas nama Engkau,
bahwa aku adalah Engkau,
dan Engkau selalu ada dalam aku

Pati, 24 Desember 2008 at. 23.45